"Kak, mau ga temenin aku makan?"ujar seorang gadis kepada sahabat laki-lakinya.
"makan? Dimana?"
"kedai samping sekolah"
"ayuh, kamu yang bayarin ya de?"ujar sang sahabat lelaki sembari nyengir kuda.
Kami adalah sahabat yang sudah lama bersama. Ya, sekitar 11tahun mereka sudah bersama. Awal pertemuan kami saat mereka masuk sekolah dasar yang sama, dan sekarang kami berada di sekolah menengah pertama yang sama. Sejak memasuki kelas 11 SMA hubungan persahabatan kami sedikit renggang. Diantara kami ada seseorang yang berambisi menyatukan mereka dalam suatu ikatan. Tapi bukan NIKAH melainkan PACARAN.
"de, sadar ga si?" ujar si sahabat lelaki setelah memesan makanan.
"sadar apaan coba?"
"si rei kaya berambisi banget kita pacaran?"
"oh, kalo itu aku sadar banget kak"
"aku jadi ngerasa ga nyaman"
"kayanya rei suka sama kamu, tpi rei sebagai cewe ga berani bilang sama kamu kak"
"masa si?"
"itu si menurut kacamata saya, hehe"
Lama kami meributkan masalah rei. Oh ya, aku kenalkan dulu ni yang namanya rei. Kireina Enomoto, yang dipanggil rei. Mukanya lumayan, dia pake kacamata, dan otaknya itu lho... Pinter banget deh. Sebenernya cocok lah sama Reno, sahabat cowoku itu. Sebenernya ya aku seneng Reno ada yang suka, tapi aku gimana? Aku juga ga mau dia pergi. Ah! Perasaan apa ini!
"Riss?"
"eeh.eh, apaan kak?"
"makanannya udah jadi sayang"
"Hah? Ga salah denger aku? Kamu panggil aku sayang?"pertanyaanku begitu saja keluar dari mulutku.
"Hehe, bercanda lah de. Peace"
Perasaan bahagiaku begitu saja luntur. Tak menjadi sedih memang, hanya sedikit kecewa. Haha, aku punya perasaan sama Reno ternyata. Tapi sebagai apa ya? Ah berbagai pertanyaan itu selalu muncul ketika aku didekatnya.
"De, makanannya udah minta dimakan itu lho. Jangan diliatin aja dong. Ayo dimakan"
"iya iya, aku juga laper si"
"kamu kenapa bengong mulu si? Banyak pikiran ya?"
"emh, ga ko. Udahlah anggep angin lalu aja. Sekarang kita hadapi yang ada didepan kita dulu. Oke?"
Tanpa menjawab apa pun, Reno melahap makanan yang ia pesan. Diwajahnya terlihat jelas kebingungan. Sulit untuk kuabaikan hanya untuk makan makanan yang kupesan. Senyum manisnya tak kulihat sama sekali. Tapi entah mengapa tiba tiba ia mendongakkan kepala dan tersenyum manis, serasa tak ada lagi kebingungan yang sedari tadi terpancar dari matanya.
"Rei, sini!"
Ah, kenapa disaat saat seperti ini, Rei selalu muncul. Aku lagi pengen sama Reno doang. Terserah lah.
"Apa Ren? Lagi berduaan juga ngapain manggil gue?" tanya si cewe yang baru dateng ini.
"ah, lo ini. Kaya siapa aja. Lo juga sahabat kita rei" reno melirikku mengisyaratkan untuk mengiyakan perkataannya.
"iya rei, lo itu sahabat gue juga kali" ujarku demi mengiyakan perkataan Reno.
"ah rissa, lo pikir gue ga tau yang sebenernya lo pikir?"
"maksud lo?"
"udahlah, kalian ini sadar ga si? Disini ada cowo yang masih hidup?!"
"iya ren, gua sadar ko"
"maaflah kak. Ga bermaksud"
Ini semua gara gara Rei yang datang disaat yang tidak tepat. Aku dan sahabatku itu jadi berantem kan. Rei! Awas kamu kacaukan lagi persahabatanku.
Tepat 3 hari lagi tahun baru datang, aku akan rayakan bersama Reno, dan dapat aku pastikan ada Rei juga disana.
next besok... :)